Sabtu, 16 Oktober 2010

Kisah Si kusta, Botak dan Buta

Dari Abu Hurairah r.a, ia mendengar Nabi s.a.w bersabda: “Ada tiga orang bani Israel: Seorang berpenyakit kusta, seorang kepalanya botak dan seorang buta. Allah hendak menguji mereka, maka Allah mengutus malaikat (dalam bentuk manusia) kepada mereka. Malaikat itu datang kepada Si Kusta dan bertanya, “Apakah yang paling kamu inginkan?” Si Kusta menjawab, “Saya menginginkan kulit yang cantik serta hilang penyakitku yang menjadikan orang-orang jijik melihatku”. Kemudian malaikat mengusap Si Kusta maka hilanglah penyakitnya lalu berubahlah kulitnya menjadi kulit yang cantik. Malaikat itu bertanya lagi, “harta apakah yang paling kamu sukai?” Si Kusta menjawab, “unta . Ia pun diberi unta bunting, dan malaikat tadi berkata, “semoga Allah memberkatimu”.

Kemudian malaikat mendatangi Si Botak dan bertanya, “apa yang paling kamu inginkan?” Si Botak menjawab, “rambut yang indah dan hilangnya penyakitku yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku”. Malaikat itu mengusap Si Botak dan hilanglah penyakitnya lalu tumbuhlah rambut yang indah. “Harta apakah yang paling kamu senangi?” Si Botak menjawab, “sapi.” Malaikat pun memberinya sapi yang sedang bunting dan ia berkata, “semoga Allah memberkatimu”.

Selanjutnya malaikat itu mendatangi Si Buta dan bertanya, “apakah yang paling kamu inginkan?” Si Buta menjawab, “Allah mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang”. Lantas malaikat mengusap Si Buta dan Allah mengembalikan penglihatannya. “Harta apakah yang paling kamu sukai?” Si Buta menjawab, “kambing”. Lalu ia diberi kambing yang sedang bunting.

Selang berapa lama, unta, sapi, dan kambing tersebut berkembang biak dengan banyaknya dan akhirnya unta milik orang yang menderitai penyakit kusta memenuhi satu lembah, sapi milik orang yang botak memenuhi satu lembah dan kambing milik orang yang dahulu buta memenuhi satu lembah.

Kemudian malaikat itu datang kembali kepada orang yang dulu berpenyakit kusta dalam bentuknya yang dahulu (berpenyakit kusta) dan berkata, “saya adalah seorang miskin yang kehabisan bekal ditengah perjalanan. Hari ini tidak ada orang boleh yang memberikan pertolongan kepada saya kecuali Allah. Saya meminta pertolongan kepadamu atas nama zat Yang telah memberi engkau kulit yang baik dan harta kekayaan, seekor unta sebagai saranan bagi saya melanjutkan perjalanan”. Orang itu menjawab, “tanggungan saya terlalu banyak”. Malaikat itu berkata, “kalau tidak salah saya pernah mengenalimu. Bukankah kamu dulu orang yang berpenyakit kusta sehingga orang-orang merasa jijik kepadamu. Bukankah kamu dahulu orang yang miskin lalu Allah memberi kekayaan untukmu?” ia menjawab, “harta kekayaanku ini adalah warisan turun temurunku”. Malaikat itu berkata,”jika kamu berdusta semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaanmu semula”.

Kemudian malaikat itu datang kepada orang yang dahulunya botak seperti keadaannya yang dulu dan berkata seperti yang dikatakannya kepada Si Kusta. Maka orang itupun memberikan jawapan yang sama seperti jawapan Si Kusta. Kemudian malaikat itu berkata, “jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula.

Kemudian malaikat mendatangi orang yang dahulu buta dalam bentuk orang yang buta, dan berkata, “saya adalah seorang miskin yang tengah bermusafir lalu kehabisan bekal di tengah perjalanan. Hari ini tidak ada orang yang memberikan pertolongan kepada saya kecuali Allah. Saya meminta pertolongan kepadamu atas nama zat Yang telah mengembalikan penglihatanmu, seekor kambing sebagai bekal bagi saya melanjutkan perjalanan”. Orang itu berkata, “saya dahulu adalah orang yang buta kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya, maka ambillah sesukamu dan tinggalkanlah sesukamu. Demi Allah, saya tidak akan memberatkanmu untuk mengembalikan apa yang kamu ambil kerana Allah”. Malaikat itu berkata “peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kalian hanya diuji, lalu Allah benar-benar telah redho kepadamu dan Allah memurkai kedua orang itu.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

[Sumber dari : Riyadhush Shalihin, Al-Imam An Nawawi.]

Tiada ulasan:

Catat Ulasan